Selasa, 24 November 2009

Mang Duki

Setiap orang di kampung kami mengenal sosok yang satu ini, dialah mang Duki. Penampilan nya sederhana, dingin dan sedikit menyimpan misteri. Diam-diam, pada saat saat tertentu orang2 kerap membicarakan kesaktian nya. Seperti pagi tadi, ada yang bilang " kalau sudah ditangani mang duki pasti tahan bacok juga tahan peluru ", malah ada yang nyeletuk " dijamin tidak akan pernah sakit". Tawa kecil mereka yang berbicara sempat ku dengar diantara suasana duka, maklum mang Duki situkang mandi mayat sedang menjalankan tugasnya..

Bidding Sang Presiden (1)

Terhadap pidato bpk presiden pasca diserahkannya laporan team 8, dianggap masyarakat umum tidak jelas, ngambang dan membingungkan. Bukan hanya masyarakat biasa, mereka yang dianggap tokoh pun belum tentu memahami apa yang dikemukakan P! SBY. Wajar saja banyak yang bingung, karena memang sebetulnya pernyataan presiden itu tidak tertuju kepada umum, tetapi kepada mereka yang saat ini sedang beradu. Jadi yang pasti paham adalah mereka yang sedang bermain, Pimpinan POLRI, Kejaksaan Dan KPK (khususnya Bibit & Samad).
Secara sederhana jika ini permainan bridge, Maka pernyataan presiden itu sebetulnya sama seperti orang yang sedang mengajukan Bidding (penawaran), Bidding kepada lawan dalam bridge juga merupakan informasi kepada kawan tentang posisi kartu, bergantung kartu apa yang pertama dan selanjutnya dikeluarkan. Sebagai penonton anda juga patut untuk menyimak bahasa tubuh dari yang sedang bermain, dalam hal ini cukup kiranya anda melihat sikap presiden sebelum dan pasca team 8 menyerahkan laporannya, seperti menyuruh team 8 untuk mengumumkan hasil kerjanya lewat media massa. Dengan memperhatikan kesemua itu mungkin anda tidak sebingung sebelumnya. Sebelum Bidding, presiden bertemu Kepala POLRI dan Kejaksaan.
Pada bidding pertama, pihak lawan sebetulnya ingin ambil posisi pas, tapi desakan supporter menyebabkan tidak demikian. Bidding pertama paling tidak ada 2 poin; Menyatakan bahwa dipaksa untuk mengambil sikap diluar koridor hukum; Semua harus sesuai dengan hukum yang berlaku termasuk kasus 2 pimpinan KPK non aktif.
Sebelum bidding ke 2 Ada rapat kabinet. Bidding ke2 ; Siap jika kasus bank Century dibuka, termasuk hak angket di DPR, aliran dana nya; Kepolisian,kejaksan dan KPK berbenah diri, terhadap kasus bibit s dan chandra sebaiknya tidak kepengadilan.
Anda masih bingung ? Tapi percayalah POLRI tidak, Kejaksaan tidak, Bibit s dan Chandra pun tidak, malah pengacaranya bilang sangat jelas dan menyambut baik pernyataan presiden.

Senin, 23 November 2009

Kambing Pun Mengeluh

Apa salah ku, apa salah ibu ku.., itulah sepenggal syair lagu dari Wali Band. Mungkin yang membawa lagu tidak tau, bahwa hal itu pula yang dikeluhkan oleh 10 % komunitas kambing diseluruh dunia, khususnya yang berbulu hitam. Betapa tidak.., hampir setiap ada kejadian besar di negeri ini, dan ditengah banyak pihak yang mau cuci tangan, maka pasti mereka yang dicari-cari. Ahh., sungguh malang nasib mu kambing.

Minggu, 22 November 2009

Hukum Alam

Air menuju tempat yang lebih rendah, orang mencari kemudahan, penjahat mencari kesempatan, yang bermasalah cari jalan keluar. Apa yang salah dari kesemua itu ? Yang salah adalah ketika kita berharap penjahat untuk bicara jujur tentang kejahatan yang telah dilakukannya. Pasti salah, jika terpikir untuk memohon pelaku kejahatan tidak menyuap aparat penegak hukum, tentu akan lucu kalau dibuat slogan; " silahkan anda mencuri tapi jangan sogok penegak hukum kami ", maksudnya biar kejahatan mereka akhirnya terungkap, karena aparat penegak hukum nya bersih. Menjadi salah juga, kalau membiarkan aparat penegak hukum untuk bebas dengan dasar mereka korban permainan penjahat. Tapi yang paling konyol adalah, jika aparat yang terindikasi salah, diberi wewenang untuk menyelesaikan kasus kejahatan, apa pun kasusnya, terlebih kasus yang melibatkan dirinya. Dari kesemua itu yang mutlak salah adalah ketika pagar makan tanaman. Jadi secara sederhana yang harus menjadi pegangan kita, adalah bagaimana semua pihak untuk berfikir dan bertindak berdasar norma atau kaidah2 yang semestinya, yang tidak bertentangan dengan kebenaran yang bersifat universal, sebagaimana alam telah mengajarkan kepada kita.

Kolor Sakti

Kolor sakti.., sama sekali tidak berhubungan dengan kolor ijo yang terornya sempat menggemparkan itu, apa lagi dengan melorotnya harga kolor. Tapi ini berkaitan dengan kepercayaan orang kampung kami, walau orang yang meyakininya semakin berkurang. Mungkin anda bertanya dalam hati,..kepercayaan seperti apa.., sampai kolor di bawa2 ?. Begini ceritanya; dikampung kami kalau ada ibu hamil yang mengalami kesulitan waktu melahirkan, maka biar lancar...disaat sedang mengejan/kontraksi dan menahan sakit, si ibu harus mencium atau membaui kolor suaminya. Dan itu dilakukan dengan cara mengibas-ngibas atau menggebutkan dengan pelan kolor si bapak diatas kepala si ibu. Percaya atau tidak, dari apa yang ku lihat..tidak lebih dari 3 menit sejak kolor itu di kibas2, si ibu pun melahirkan. Cukup lama aku tercenung, sejuta tanya dikepala dan keraguan menyelinap dalam hati. Kuat keinginan utk menyingkap rahasia kolor yang digunakan tadi, dengan agak sungkan ku beranikan utk meminta kolor si bapak tadi. Walau sudah ku minta bahkan bila perlu membelinya si bapak tetap menolak, "uh..belagu lu ".. gumam ku dalam hati. Tapi kedongkolan ku seketika sirna ketika mendengar jawaban si bapak; " waduh bang., pake apa aku..kalo kolor satu2 nya ini diminta...tadi saja kepaksa dibuka demi anak ". Malu bercampur gembira itulah yang ku rasa setelah mendengar keterangan si bapak, malu karena telah meminta kolor pa lagi dengan sedikit ngotot., gembira karena aku tau tadi sebelum mencopot kolornya si bapak sedang membersihkan kandang kambing. Pantas sempat ku dengar suara bersin si ibu sebelum suara bayi, rupanya aroma kolor yang sedap itu lah kata kuncinya.

Sabtu, 21 November 2009

Kata Laksana Paku

Pada suatu hari seorang bijak memanggil anaknya, "wahai anakku, tolong paku kan seluruh pagar kayu yang ada dirumah kita". Walau merasa aneh si anak mengerjakannya juga. kurang dari 30 menit, si anak melapor bahwa telah selesai menjalankan apa yang diminta. Mendengar itu, sang ayah berujar, "nah anak ku, sekarang ayah ingin engkau mencabut semua paku yang engkau tancapkan tadi.., sianak merasa heran.., begitu ingin bertanya, "kerjakan lah tidak perlu engkau bertanya".., ujar sang ayah. Akhirnya si anak pun menuruti kemauan sang ayah. Setelah 2 jam pekerjaan pun selesai. Sambil berjalan mengelilingi pagar kayu tadi, si ayah bertanya; "mana yang susah dan terasa berat bagi mu memaku atau mencabut", spontan si anak mnjawab;"mencabut jauh lebih sulit dan memakan bnyk waktu". "Anak ku..perhatikan oleh mu papan- papan yang tadi engkau pakukan.., sekalipun telah engkau cabut pakunya.., namun bekas paku yang tertancap masih tetap ada". Kemudian sang bijak tadi melanjutkan keterangannya, "ketahuilah oleh mu anak ku.., tidak berbeda dengan papan ini, demikian pula hati seseorang yang terluka karena kata2 mu.., lukanya akan tetap berbekas sekalipun engkau telah meminta maaf dan berhubungan baik dengan orang itu.., maka dari itu, hati-hatilah dengan lidah mu..anak ku..".

Tebak kata

Kalo sudah seperti ini, siapapun pasti tidak mudah mengambil keputusan. Team 8 yang dibentuk memang sudah menyerahkan hasilnya. Hanya disayang kan, hasil kerja yang begitu bagus menjadi sia2, kurang efektive dan malah menimbulkan persoalan baru. Adalah rekomendasi yang diberikan team 8, itulah yang justru menjadi ganjalan, terutama yang menyangkut 2 pimpinan KPK non aktif agar dibebaskan. Karena tugas dari team itu hanyalah mencari fakta dan menganalisa hasil temuannya, bukan masuk kedalam kasus apa lagi memutuskan untuk dibebaskan, walau hanya rekomendasi. Dalam kondisi normal mungkin tidak jadi persoalan, tapi ini menyangkut 2 institusi penegak hukum yang saat ini mnjadi sorotan publik, ini menyangkut harga diri pimpinan dan korps kedua institusi tadi, terlepas salah ataw benarnya apa yang mereka tuduhkan kepada 2 pimpinan KPK non aktif. Bagi presiden ini simalakama; Mengikuti rekomendasi team 8 yang isi nya sudah diketahui umum, berarti seolah mendudukkan team 8 dalam posisi diatas POLRI dan Kejaksaan, setidaknya itulah yang dirasakan oleh korps ke 2 institusi tadi. belum lagi secara yuridis, pasti menimbulkan persoalan. Tidak mengikuti rekomendasi, menmbulkan kebingungan dan pertanyaan masyarakat luas, untuk apa dibentuk team 8 kalo toh hasilnya tidak mempengaruhi apa2. Puncaknya semua menilai bahwa presiden tidak serius dalam menangani persoalan tersebut. Tapi jangan dulu bersimpati, karena pd situasi sprt itu.., justru Presiden menyuruh team 8 untuk mengumumkan ke media massa tentang kesimpulan dan apa yang direkomendasikan oleh team kepada Presiden.., itu artinya SBY sendiri yang memilih situasi mnjadi simalakama. Atau SBY tidak mau terlihat itu sebagai kebijakannya manakala pimpinan POLRI dan Kejaksaan itu diganti? Dengan bersembunyi dibalik rekomendasi team 8. Kejanggalan lain nya, SBY menyatakan dipaksa utk mengambil tindakan, yang apa bila dia lakukan sama dengan melanggar hukum, apa maksudnya..? Dari banyak nya kejanggalan yang sudah diungkap mau pun tidak, dapat disimpulkan, Inilah salah 1 gaya kepemimpinan yang tidak umum....dan kita jadi Semakin.........Ya.

Eisntein Penasaran

Albert Einsten bisa bangkit dari kuburnya, jika tau bhw hukum Relativitas temuannya telah diterapkan sedemikian rupa oleh orang pintar di negeri ini, yang sama sekali tidak berhubungan dengan Dimensi Ruang dan Waktu, sebagaimana yang dikemukakan nya.
Dengan jeli anak negeri ini, menjadikan teori Relativitas sebagai alat penguji terhadap berbagai persoalan Sosial, Politik dan Hukum. Ukuran benar dan salah terhadap 3 persoalan tadi, tidak lah bersifat mutlak menurut mereka.
Promis dasar :
1. Kondisi waktu kejadian, saat ini dan lampau berbeda.
2. Masing-masing memiliki daya tekan yang kuat.
3. Kepentingan/kestabilan Penguasa toh ujung nya utk rakyat jg.
Dengan demikian, pada titik/saat tertentu persoalan salah dan benar menjadi Relative. Karena relative maka tidak perlu dan akan sia2 jika memaksa untuk mengetahui siapa benar dan siapa yang salah.