Jumat, 08 Januari 2010

Sarjana Kebo

Untuk menyekolahkan anak sampai setingkat sarjana, kami dikampung punya hitungan antara 20 sampai 30 ekor kerbau yang akan habis terjual. Jadi harap maklum, jika masyarakat kampung kami segan dan seperti hilang kepercayaan dirinya jika bertemu seorang sarjana. Dalam bayangannya dia berhadapan dengan orang yang telah membantai 30 ekor kerbau.

Mereka mengerti kenapa sering terjadi perkelahian antara mahasiswa, mereka pun paham kenapa kebanyakan mahasiswa otaknya hanya seperti alat perekam, " maklum pengaruh kerbau.., hanya itu yang mereka ucapkan, tiap kali mendengar atau melihat pemberitaan yang menyangkut mahasiswa. Sempat juga terdengar ucapan lain ; " atau bisa juga pengaruh dari sesuatu yang lain.., sesuatu yang bukan menjadi hak nya namun ikut juga terbantai..dan yang seperti ini jauh lebih liar dan berbahaya..".

Ternyata selain punya hitungan, mereka pun memiliki kearifan dalam memandang fenomena sosial yang sedang terjadi.

Rabu, 06 Januari 2010

Terbunuhnya Bayangan Soekarno,.... (1)

Ku cari sosok Soekarno, Hatta, Natsir, Agus Salim, Roem dan tokoh nasional lainnya, ku intip setiap jendela partai politik yang ada di negeri ini, tidak ku lihat bayangan mereka. Timbul tanya di hati; ada apa ini ? negara demokrasi yang pada awalnya begitu banyak politikus tapi sekarang tak satu pun, lantas untuk apa mereka membuat dan mengesahkan begitu banyak Parpol.

Mungkin kacamata ini yang salah, apa yang ku lihat dari mereka yang aktif menjadi pengurus atau yang mewakili parpol di parlemen, adalah avonturir, karyawan dan calo politik. Sibuk mengatur posisi untuk kepentingan diri, kelompok atau mensukseskan orang yang membayar karena ada kepentingan politik, itulah yang ada dipikiran mereka.

Seperti masyarakat pada umum nya, sebagian besar dari mereka itu tadi merasa bahwa mereka adalah politikus, dan dalam pemahamannya apa yang mereka lakukan adalah dalam peran nya sebagai politikus. Padahal, apa yang ku ketahui tentang politikus itu beda, ada idealisme yang begitu kuat, dan mereka bersedia mati untuk itu. Tidak siapapun dapat mendikte dan membeli nya, apa yang disetujui atau disepakati adalah didasarkan pada pemahaman atau merupakan pilihan terbaik dari suatu kondisi, bukan atas dasar tawar menawar yang bersifat menguntungkan pribadinya.

Tidak akan ada Republik ini kalau lah para politikus waktu itu dapat dibeli, sejarah membuktikan bahwa mereka lebih memilih penjara dari pada mencederai keyakinannya. Mereka adalah orang yang kritis, cerdas, dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap berbagai persoalan masyarakatnya, memiliki keyakinan dan konsep yang jelas, dan berani mengambil resiko.

Aku sempat bertanya; kemanakah orang-orang seperti itu saat ini ? Jawabnya; "Mereka terbunuh..", mungkin semua bertanya ; "kenapa tersbunuh ? " Karena Sisi lain dari Demokrasi yang seperti saat ini berlaku adalah Kapitalisme..

Jumat, 01 Januari 2010

Cerita Lama Berakhir

Berawal dari facebook baru ku.., kau datang secara tiba2.., demikian sepenggal syair dari Arman, vocalis gigi band. Itu pula yang terjadi pada diri, kenangan lama tentu lah yang keluar saat kami bercerita.

Akhir pertemuan disodorkannya satu lembar kertas, yang tampak sudah menguning dimakan usia.., nanar mata memandang..oh ada rasa sesal dan malu dihati ini.., karena telah lalai. Tidak membuang waktu, sederet angka yang tertera dikertas usang itu ku bayar tunai.

Kreditur terbaik kala muda pun tersenyum..., sambil menutup pintu, aku pun bersenandung.." hanya itu..hanya itu yang bisa ku berikan.., selain kata maaf tentunya.