Senin, 02 Juli 2018

Seputar Piala Dunia Bukan Politik

Ketika Jerman dikalahkan Mexiko para pendukungnya (beberapa saudara2ku yang kebetulan nonton bareng di Jatinangor) terlihat sangat terpukul. Tapi kekecewaan kala itu ku yakin sirna saat menyaksikan jerman bertemu Swedia, dan Jerman menang.

Pertandingan terakhir melawan Korea yang semula diyakini bakal memuluskan langkah Jerman menuju 16 besar justru membuat mereka berduka, drama Korea menjadikan Jerman meneteskan airmata. Usai pertandingan, drama masih berlanjut, terlihat wajah pemain tim Jerman yang tertunduk saat menaiki bus Hyundai yang akan memulangkan mereka dari stadion ke hotel. Esok harinya, judul berita di koran2 ; " Korea memulangkan Jerman ".

Berharap melihat Messi dan Ronaldo berjaya dipiala dunia maka saya menjagokan Argentina dan Portugal. Pada fase group menggembirakan, tapi dipertandingan 16 besar giliran aku yang kecewa. Walau kecewa tapi gak berat2 amat sih, karena kalau dinilai secara objektive kans Perancis : Argentina = 55 : 45. Sementara untuk Uruguay dan Portugal kans memang 50 :50, jadi siapa yang lebih taktis dan ngotot, kemungkinan jadi pemenang akan lebih besar. Dengan kondisi demikian, wajar saja jika 2 tim kesayanganku itu akhirnya mudik lebih cepat.

Drama Korea pasti berlanjut bagi mereka yang hatinya belum bisa move on, piala dunia dianggap sudah selesai. Sementara bagi yang berpikir ini hanya permainan dan hiburan semata, maka drama korea sudah selesai, dan piala dunia tetap menarik untuk ditonton sampai final.

Untuk menikmati perhelatan akbar seperti piala sepak bola dunia ini, maka setidaknya 5 sikap ini perlu ada dalam diri kita ;

1. Ini hanya permainan, bagi yang tidak fanatik mereka yakin bahwa menang kalah dalam kehidupan itu dipergantikan, jadi bagi mereka semua biasa biasa saja.
2. Jangan berlebihan dalam segala hal termasuk mendukung tim bola, paham dan sadar bahwa pasti ada dan banyak diantara saudara, sanak keluarga dan teman teman yang jadi pendukung tim lain. Jadi dari awal harus bersikap bijak, menjaga perasaan mereka yang berbeda pilihan lebih utama, dari sekadar memuaskan nafsu berlebih dalam mendukung tim favorit.
3. Bersikap objektif dalam menilai setiap tim yang akan berlaga, jangan terlalu membesar besarkan tim favorit, sementara pada saat yang sama sibuk mengkerdilkan kemampuan tim lain.
4. Yakinlah bahwa setiap kejadian sudah ada catatan di lauhul mahfudznya.
5. Saat tim jagoan menang tidak terjebak eforia, ketika kalah tidak juga terlalu berduka.

Jika berpegang pada 5 hal diatas, maka pasti setiap pertandingan kejuaraan dunia di Rusia ini akan tetap dinanti dan menjadi hiburan menarik. Dan yang tidak kalah penting, hubungan baik persaudaraan dan pertemanan tetap terjaga.

Semoga, Brazilia atau Perancis jadi juara Piala Dunia ( tim pilihan ku sekarang), kalau kalah ???, ya nikmati saja, karena toh ini hanya sebatas hiburan.

Kejuaraan sepak bola dunia memang bukan dan tidak sama dengan arena politik, tapi dalam menyikapi perbedaan dan hasilnya tentu bukan sesuatu yang tabu untuk ditiru.


F a r h an

Pengamat Bobotoh Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar