Sabtu, 05 Desember 2009

Doa Tetangga Ku

Tetangga sebelah rumah agak aneh kalau sedang berdoa, selain terdengar keras, isi doanya pun tidak umum. Seperti subuh tadi, saat ia memohon kepada Sang pencipta, "jangan sampai punya anak atau dapat menantu yang jadi artis". Ketika aku bertanya; "memang kenapa kalau punya anak atau menantu jadi artis ? ia menjawab ; "rawan goda, akhirnya kawin cerai.., belum lagi gaya hidup yang serba wah". Keterangannya dapat ku pahami, kemudian Ia pun kembali berdoa. Tapi doa terakhir nya membuat aku semakin bingung, ia memohon; " Ya Allah, jangan juga punya anak atau menantu jadi aparat penegak hukum ". Terhadap doa yang terakhir ini, dia seperti tidak ingin aku bertanya. " Ahh dasar orang aneh ", gumamku dalam hati. Dua hari kemudian tetangga ku semakin aneh, dengan muka yang merah seperti menahan marah, ia pun berdoa; "Ya Allah, jangan sampai pula hamba Mu ini mendapat besan aparat penegak hukum, terutama pejabatnya ". Sebenarnya aku ingin cepat pergi dan tidak ingin tau kenapa ia berdoa seperti itu, tapi dia justru memanggil dan berbisisk ditelinga ku; " bang, aku melihat banyak orang yang membenci koruptor tapi aneh nya mereka bangga dan tidak pernah mempertanyakan, dari mana anak atau menantu atau pun besan mereka mendapatkan harta yang begitu banyak, sedang mereka hanyalah aparat penegak hukum ". Kemudian, kata nya lagi; " Kalau lah semua orang itu kosekwen, seharusnya mereka itu malu..bukan bangga ". Setelah obrolan itu, kami pun berpisah. Sepanjang jalan aku memikirkan kata2 tetangga ku itu, dan sampai ku temukan suatu kenyataan, kalau lah semua orang malu mempunyai keluarga seorang koruptor, maka buat apa segala harta yang didapat dari perbuatan korupsi, tidak ada kemuliaan, malah kehinaan yang didapat. Akhirnya, aku hanya dapat mengatakan yang aneh bukan lah tetangga ku, tapi aku dan setiap orang yang selalu mendua dalam menilai suatu perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar